Sunday, March 22, 2015

Senja Itu Milik Kita

Hembusan angin menerbangkan suara riuh akan tawa mu dan tawa ku, seolah menjadi pendengar bisu akan apa yang kita bicarakan bersama. Menghabiskan sisa waktu senja berdua denganmu, dengan ditemani secangkir minuman yang diselangi dengan senda gurau. Tanpa kamu sadari, mata ku tak pernah lepas menatap raut wajahmu, seakan tak ingin melewatkan satu pun mimik yang kamu tunjukkan. Alam sadar ku pun menyadari, perlahan dalam hati aku berkata sambil terus memperhatikan mu “Ya, dia orang yang sekarang tepat berada di depanku, adalah anugerah yang telah tuhan berikan padaku, dan aku sangat menyayangi nya”.

Entah sudah berapa puluh menit yang kita habiskan bersama, namun rasanya tak rela untuk menghabiskan senja terlalu dini. Bahkan rasanya ingin menghentikan waktu saat itu juga walaupun aku tak tahu bagaimana caranya. Namun waktu kian berputar sehingga membuat kita harus segera mengakhiri hari. Dengan berat hati kita melangkah pulang dan meninggalkan tempat yang  menjadi saksi akan kebersamaan kita.

Namun sehingga senja pergi pun rasanya tak mampu melupakan setiap detik yang aku lewati bersamamu, bahkan aku terlalu larut dalam perasaan bahagia yang kian membawaku terbang menuju langit bebas. Sehingga semua yang berbau dunia sejenak terlupakan olehku.

Ya, senja itu milik kita, milik mu dan milik ku. Dibawah langit oranye yang indah, aku titipkan sejenak kenangan yang telah membekas. Dengan segala keadaan, dengan segala tempat, menjadi segala hal pemanis kenangan kamu dan aku.

Sunday, March 1, 2015

Sekarang dan Nanti

Semua yang berlalu, biarlah berlalu. Namun ini tentang kita, tentang masa dimana  kamu dan aku bersama, tanpa ada orang lain diantara kita. Bisakah aku meminta hentikan waktu untuk saat ini? semua terasa berlalu begitu cepat. Aku ingin setiap saat yang aku lewati bersamamu, bisa terekam dengan indah tanpa ada satu detik pun yang terlewatkan. Aku tau belum lama kita bersama namun rasa takut akan kehilangan ini sudah mulai ada sejak kamu masih bukan milikku.

Kamu punya masa lalu, begitu juga dengan aku. Namun saat ini kita menjalani semuanya bersama sama, tidak ada lagi waktu untuk melihat kebelakang. Mungkin kamu mempunyai masa lalu yang indah dan tak akan pernah kamu lupakan seumur hidupmu, mungkin masa yang kamu jalani sekarang ini belum tentu bisa seindah masa lalumu itu, namun izinkan aku menunjukkan bahwa dunia bukan milik masa lalu mu. Aku di sini, di depan matamu, mengajakmu melangkah menatap masa depan.

Tetapi aku kian berharap tak pasti, membayangkan bahwa dongeng bukan hanya sekedar fiksi, berharap keajaiban datang dan sejenak bertanya “Apa yang kamu inginkan?” lantas aku menjawab “Aku hanya ingin terus bersamanya” lalu sang keajaiban menjawab “Baiklah, akan aku kabulkan”. Tetapi kehidupan tak seramah cerita fiksi, butuh perjuangan dan pengorbanan untuk tetap mempertahankan apa yang sekarang menjadi milikku.

Namun akhirnya aku memilih untuk percaya, bahwa tak ada satu pun hal di dunia ini yang tak mungkin, walaupun berat dan banyak cobaan, selagi mampu semua akan aku lakukan untuk berjalan dan menata masa depan yang telah mengucapkan salam pertemuan. Menjalani detik demi detik dan mencoba lebih menghargai waktu yang tuhan berikan untuk bersamamu.


Percayalah, aku tak akan membuat keadaan memburuk, hanya lebih baik dari yang kita harapkan, hanya lebih indah dari dongeng yang kamu baca. J