Setidak berarti itu kah aku dimatamu? Hanya sebagai debu yang
hinggap lalu pergi lagi karena tertiup angin. Apa kamu pernah memikirkan aku? Aku
fikir tidak. Kamu bilang sayang, tapi nyatanya apa? Untuk memaafkanku saja kamu
sulit. Aku tau memaafkan memang tidak mudah, tapi apa kamu lupa dengan alasan
kamu menyayangiku? Menerimaku dengan segala kekuranganku, apa kamu lupa?
Kamu tidak peduli dengan keadaanku. Kamu tidak peduli rasa
sakitnya aku saat kamu memperlakukanku seperti ini. Kamu memikirkan rasa
sakitmu sendiri tanpa memikirkan rasa sakitku. Adakah jalan lain untuk kita? Jalan
yang lebih baik dari semua ini? Kalau boleh aku jujur, aku tidak sanggup dengan
keadaan ini. Menerima perlakuanmu yang seperti ini, cacian dari mulutmu, aku
tidak sanggup. Tapi aku masih ingin bertahan.
Satu hal yang perlu kamu tau, hatiku tidak sekuat batu karang. Hatiku
bisa hancur. Terus menerus terkikis oleh deraian air mata. Akan rapuh seiring
dengan rasa sakit yang akan kubawa mati.
Aku terluka, apa kamu tau? Kamu fikir aku kuat dengan keadaan ini?
Enggak. Sama sekali gak kuat. Kamu tega. Mungkin takdir yang membawaku menjadi
seperti ini, dan seperti yang semua orang tau, kita gak bisa menghindar dari
takdir, jalani dengan ikhlas, karena aku tau tidak selamanya aku berada
dibawah, tidak selamanya aku akan terus tersakiti.
No comments:
Post a Comment